Jumat, 11 Januari 2013

Keterampilan Menyimak dan Berbicara




 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa memiliki peran penting di dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa digunakan oleh manusia pada sebagian besar aktivitasnya, tanpa bahasa manusian tidak dapat mengungkapkan perasaannya, menyampaikan keinginan, memberikansaran dan pendapat, bahkan sampai tingkat pemikiran seseorang yang berkaitan dengan bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif, produktif dan resetif, apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang, semakin tinggi pua penggunaan bahasa dalam berkomunikasi.
Sedangkan berbicara merupakan proses penyampaian pesan secara langsung yang berfungsi menyampaikan informasi kepada orang lain sehingga orang yang mendengar dapat memahami informasi yang disampaikan.
Dengan demikian keterampilan menyimak dan dan berbicara sangat penting dalam proses belajar mengajar.

B.     Rumusan Masalah
1.      Hakekat menyimak dan berbicara.
2.      Tujuan utama pembelajaran menyimak dan berbicara.
3.       metode yang digunakan dalam pembelajaran menyimak dan berbicara.

C.     Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui dan memahami hakekat menyimak dan berbicara.
2.      Untuk mengetahui dan memahami tujuan utama dari pembelajaran menyimak dan berbicara.
3.      Untuk mengetahui dan memahami metode yang digunakan dalam pembelajaran menyimak dan berbicara.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakekat Menyimak dan Berbicara
Hakekat  menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai dan merealisasi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.
 Pengertian Menyimak
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18). Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).

      Berikut ini terdapat beberapa pengertian menyimak yang dikemukakan oleh para ahli.
1.      Menurut H. G. Tarigan
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh   perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2.      Menurut  Anderson
Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang- lambang lisan.
3.      Menurut  Russel&Russel 1959
Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.
4.      Menurut  Drs. Hanapi Natasasmita
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak.
5.      Menurut Djago Tarigan
Menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dari  bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.
6.      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Menyimak (Mendengar,memperhatikan) mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka alat pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita mendengar suara itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian, mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran.
Fungsi Menyimak
·         Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif,
·         Memperoleh informasi yang ada hubungan atau sangkut pautnya dengan pekerjaan atau profesi,
·          Dapat memberikan respon yang tepat,
·         Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan-keputusan yang masuk akal.
Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi sebab didalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Proses komunikasi itu dapat digambarkan pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Dalam proses komunikasi terjadi pemindahan pesan dari komunikator (pembicara) kepada komunikan (pendengar). Komunikator adalah seseorang yang memiliki pesan. Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbel yang dipahami oleh kedua belah pihak. Simbel tersebut memerlukan saluran agar dapat dipindahkan kepada komunikan.
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. (Depdikbud, 19843/1985:7). Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan oleh para pakar. Tarigan (1983:15), misalnya, mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Dalam pembelajaran bericara in, supaya dapat dikuasai dengan baik, maka beberapa cara untuk mempraktikkannya yaitu dengan:
a.       Bercerita
Bercerita dapat diartikan menuturkan sesuatu hal misalnya terjadinya sesuatu, perbuatan, dan kejadian baik yang sesungguhnya maupun yang rekaan.
b.      Berdialog
Dialog atau percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topik antara dua atau lebih pembicara . Dalam setiap dialog atau percakapan ada dua kegiatan berbahasa yang dilaksanakan secara simultan yakni berbicara dan menyimak. Pertukaran pembicara menjadi penyimak atau dari penyimak menjadi pembicara berlangsung secara wajar, sistematis, dan otomatis.
Dialog atau percakapan yang pesertanya dua orang dapat berwujud dalam berbagai nama, misalnya, bertelepon, bercakap-cakap, tanya-jawab, dan wawancara. Sedang percakapan yang pesertanya lebih dari dua orang dapat berwujud diskusi kelompok kecil. Diskusi panel, kolokium, simposium, dan debat.
Dialog atau percakapan ini akan berjalan baik, lancar, dan mengasyikkan manakala partisipan saling memperhatikan. Sikap take and give, serta saling pengertian perlu dikembangkan. Pokok pembicaraan berkisar pada persoalan yang relevan dengan kepentingan bersama. Ucapan yang menyinggung perasaan serta perilaku menonjolkan diri harus dihindari. Santun dialog perlu dipelihara, dengan menghindari sikap mendikte, ekspresi kekesalan atau kejengkelan, sikap dipelihara, dengan menghindari sikap mendikte, ekspresi kekesalan atau kejengkelan, sikap merendahkan diri yang berlebih-lebihan, dan sikap merasa lebih dari yang lain.
Dalam pengajaran bahasa di sekolah, terutama di sekolah dasar dialog perlu diberikan agar mereka dapat bergaul di tengah masyarakat. Dalam buku pelajaran dikemukakan beberapa contoh percakapan agar dapat dipraktikkan secara berpasangan seperti (1) melakukan percakapan sederhana tentang pengalaman atau kegiatan sehari-hari; (2) melakukan percakapan tentang peristiwa yang terjadi di lingkungannnya; (3) membaca teks percakapan (dialog) tentang suatu kegiatan dan memerankan di depan kelas; (4) melakukan percakapan berdasarkan gambar/benda-benda di sekitar, bacaan, atau cerita guru.
c.       Pidato atau ceramah
Pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang suatu hal di hadapan massa.
d.      Berdiskusi
Diskusi atau bertukar pikiran merupakan salah satu bentuk berbicara dalam kelompok yang banyak digunakan dalam masyarakat.
Macam-macam diskusi:
·         Diskusi Panel
Diskusi panel pada prinsipnya melibatkan beberapa panelis yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu dan bersepakat mengutarakan pendapat dan pandangannya mengenai suatu masalah untuk kepentingan pendengar, panel ini dipimpin oleh seorang moderator.
·         Seminar
Seminar merupakan suatu pertemuan untuk membahas suatu masalah dengan prasaran & tanggapan melalui diskusi untuk mendapatkan keputusan bersama mengenai masalah tersebut. Masalah yang dibahas bersifat terbatas dan tertentu. Tujuan utama adalah untuk mendapatkan jalan keluar atau pemecahan masalah. Oleh karena itu, seminar harus diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan yang berbentuk usulan, saran, resolusi, atau rekomendasi.
·         Lokakarya
Istilah lain lokakarya adalah workshop. Topik bahasannya diambil dari bidang tertentu dan dikaji secara mendalam. Peserta biasanya orang yang bergerak dalam lingkungan kerja yang sejenis atau seprofesi.
Tujuan diadakan lokakarya adalah untuk:
1) mengevaluasi suatu proyek yang sudah dilaksanakan,
2) mengadakan pembaharuan sesuai dengan kebutuhan & tuntutan, dan
3) bertukar pengalaman dengan tujuan lebih meningkatkn kemampuan kerja masyarakat.
·         Simposium
Simposium hampir sama dengan panel, tetapi lebih bersifat formal. Pemrasaran harus menyampaikan makalah mengenai suatu masalah yang disorot dari sudut keahlian masing-masing. Peranan moderator di sini tidak seaktif dalam diskusi panel, sebaliknya para pendengar/pesertalah yang lebih aktif berpartisipasi. Masalah yang dibahas mempunyai ruang lingkup yang luas, sehingga perlu ditinjau dari berbagai sudut/aspek ilmu untuk mendapatkan perbandingan. Pada simposium diadakan sanggahan umum terhadap suatu prasaran dan sanggahan itu disusun secara tertulis. Para peserta dapat mengemukakan pendapatnya secara langsung kepada pemrasaran melalui moderator. Dalam simposium tidak diambil suatu keputusan, tetapi hanya untuk membandingkan suatu masalah.
·         Brainstorming
Brainstorming ialah kegiatan sekelompok orang yang mengemukakan gagasan baru sebanyak-banyaknya. Brainstorming dapat digunakan untuk mendiskusikan segala masalah. Brainstorming dilaksanakan apabila kita ingin:
§  menentukan informasi macam apa yang diperlukan dan bagaimana mendapat informasi tersebut,
§  menentukan kriteria yang tepat untuk menguji tepat tidaknya sebuah gagasan,
§  menentukan gagasan mana yang mungkin dilakukan, dan
§   menentukan pelaksanaan keputusan.

B.     Tujuan  Utama Pembelajaran Menyimak dan Berbicara
  Tujuan Menyimak Secara umum
·         Mendapatkan Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
·         Menganalisis Fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan.  
·         Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
§  Benarkah fakta yang diajukan?
§   Relevankah fakta yang diajukan?
§  Akuratkah fakta yang disampaikan?
Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima.  
·         Mendapatkan Inspirasi
Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.
·         Menghibur Diri
Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
·         Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi:
1.      cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
2.      cara penyampaian bahan pembicaraan
3.      cara memikat perhatian pendengar
4.      cara mengarahkan perhatian pendengar
5.      cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
6.      cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara.  


Tujuan Berbicara secara Umum
Tujuan dari belajar berbicara adalah menyampaikan buah pikiran, gagasan dan ide dengan bahasa yang dapat dipahami orang lain dengan tingkat kebahasaan sesuai dengan karakter umur dan kelompok kelas siswa bersangkutan. Dengan berbicara maka segala unek-unek, gagasan, ide dan pendapat akan tersampaikan.  
·         Kemudahan dalam berbicara, peserta didik mendapatkan kesempatan yang besar untuk berlatih berbicara sampai mereka mengembangkan keterampilan secara wajar, lancar dan menyenangkan, baik di dalam kelompok maupun di tengah-tengah pendengar yang jumlahnya banyak.
·         Kejelasan, peserta didik berbicara dengan jelas dan tepat, baik artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya.
·         Bertanggung jawab, dilatih untuk berbicara dengan bagus untuk tanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi topic pembicaraan, tujuan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya.
·         Membentuk pendengaran yang kritis,
·         Membentuk kebiasaan, kebiasaan berbicara tidak akan didapatkan tanpa kebiasaan berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam bahasa ibu.

C.    Strategi Pembelajaran Menyimak dan Berbicara
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Strategi pemebelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
1.      Strategi Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif (menerima).
Beberapa ahli mendefinisikan mendengarkan dan menyimak sebagai sesuatu proses bahasa yang dimaknai ke dalam pikiran. Maka, mendengarkan atau menyimak bahasa adalah suatu jenis mendengarkan dan menyimak yang pada umumnya biasa dikerjakan oleh peserta didik  di dalam kelas belajar, yang meminta upaya kesadaran mental. Berikut duabelas tahapan kegiatan menyimak:
o   Mendengarkan,
o   Mengenangkan,
o   Memperhatikan,
o   Membentuk imajinasi,
o   Mancari simapanan masa lalu dalam gagasan,
o   Membandingkan,
o   Menguji isyarat-isyarat,
o   Mengodekan kembali,
o   Mendapatkan makna,
o   Memasukkan ke dalam pikiran di saat-saat mendengarkan atau menyimak,
o   Menginterpretasikan sesuatu yang disimak, dan
o   Menirukan dalam pikiran.
Langkah atau tahapan 1 dan 2 diidentifikasikannya sebagai aktivitas psikologi, langkah 3 sampai 8 sebagai aktivitas memperhatikan dan konsentrasi, langkah 9 sampai 10 sebagai aktivitas intelektual yang sangat tinggi.
2.      Strategi Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicar mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari pembicara dalam membentuk sebuah kalimat. Sebuah kalimat, betapapun kecilnya, memiliki struktur dasar yang saling bertemali sehingga mampu menyajikan sebuah makna. Dalam konteks komunikasi, pembicara berlaku sebagai pengirim (sender), sedangkan penerima (receiver) adalah penerima warta (message). Warta terbentuk oleh informasi yang disampaikan sender, dan message merupakan objek dari komunikasi. Feedback muncul setelah warta diterima, dan merupakan reaksi dari penerima pesan.
3.      Metode
Beberapa istilah yang hamper sama dengan strategi yaitu metode, pendekatan, teknik atau taktik dalam pembelajaran. Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode ini digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode, yaitu:
1)      Metode Ceramah, penuturan bahan pelajaran secara lisan.
2)      Metode Demonstrasi, metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar, dan merupakan metode penyajian pelajaran dengan memepragakan dan memeprtunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
3)      Metode diskusi, suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.
4)      Metode Tanya jawab, suatu ara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan yang dijawab oleh siswa.
5)      Metode penugasan, suatu cara pemberian kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan guru.
6)      Dan masih banyak lagi metode-metode yang lain seperti metode eksperimen, widyawisata, bermain peran, pameran, permainan, latihan, cerita dan simulasi.


D.    Hasil Observasi
Dari hasil observasi yang kami lakukan di MI Darul Ikhwan NW Kembang Sari Selong di kelas 1, terkait dengan keterampilan berbahasa khususnya pada aspek menyimak dan berbicara, dalam hal ini di metode yang digunakan untuk melaksanakan strategi dalam menyimak dan berbicara adalah sebagai berikut:
1)      Tanya jawab, dimana pada saat itu pendidik memberikan pertanyaan tentang huruf vocal dan apa saja nama-nama benda, orang atau hewan yang berawalan huruf-huruf vocal tersebut.


2)      Demonstrasi, pada saat itu pendidik memberikan pembelajran dengan memperagakan suatu pekerjaan, yaitu mengambil pensil


3)      Penugasan, memberikan tugasa pada siswa untuk mecatat kalimat-kalimat sederhana yang ada di papan tulis, dan kemudian diperiksa oleh pendidik dan pendidik langsung membimbimg siswa satu persatu kekurangan dalam penulisan peserta didik.


4)      Ceramah, dari hasil wawancara guru pada saat itu mengatakan menggunakan metode ceramah, akan tetapi pada saat pembelajaran kami tidak pernah menemukan metode ceramah, kebanyakan menggunakan demonstrasi. 




BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
     Menyimak dan berbicara merupakan ragam komunkasi lisan. Dalam praktik komunikasi, keduanya muncul secara bersamaan. Ada yang berperan sebagai pembicara dan ada yang berperan sebagai penyimak dan ada juga yng bisa berperan ganda sekalipun. Menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. Sedangkan berbicara adalah beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan sesuatu yang dimaksudkan.
     Dalam keterampilan berbahasa khususnya pada aspek menyimak dan berbicara perlu metode yang digunakan untuk bisa terlaksananya rencana pembelajaran yang telah dibuat dalam suatu strategi, misalnya metode ceramah, Tanya jawab, penugasan, latihan, dan lain-lain. Maka, dengan metode tersebut guru atau pendidik akan mudah dalam proses pembelajaran akan tetapi dalam menggunkan metode harus sesuai dengan tujuan dan materi yang telah ditetapkan pada satuan-satuan kegiatan belajar.













DAFTAR PUSTAKA

Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dharma, Surya. 2008. Handout Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktur Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK.
Aqib, Zainal. 2003. Propesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia.
Tarigan, Djago. 2005. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Universitas Terbuka.
Santosa, Puji, dkk. 2010. Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.