BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa
memiliki peran penting di dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat
komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa digunakan oleh manusia
pada sebagian besar aktivitasnya, tanpa bahasa manusian tidak dapat
mengungkapkan perasaannya, menyampaikan keinginan, memberikansaran dan
pendapat, bahkan sampai tingkat pemikiran seseorang yang berkaitan dengan
bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa symbol
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap.
Dalam
proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif,
kreatif, produktif dan resetif, apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah
keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan, ide
serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Semakin tinggi
tingkat penguasaan bahasa seseorang, semakin tinggi pua penggunaan bahasa dalam
berkomunikasi.
Sedangkan
berbicara merupakan proses penyampaian pesan secara langsung yang berfungsi
menyampaikan informasi kepada orang lain sehingga orang yang mendengar dapat
memahami informasi yang disampaikan.
Dengan
demikian keterampilan menyimak dan dan berbicara sangat penting dalam proses
belajar mengajar.
B. Rumusan Masalah
1. Hakekat menyimak dan
berbicara.
2. Tujuan utama pembelajaran
menyimak dan berbicara.
3. metode yang digunakan dalam pembelajaran
menyimak dan berbicara.
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami
hakekat menyimak dan berbicara.
2. Untuk mengetahui dan memahami
tujuan utama dari pembelajaran menyimak dan berbicara.
3. Untuk mengetahui dan memahami
metode yang digunakan dalam pembelajaran menyimak dan berbicara.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakekat Menyimak dan
Berbicara
Hakekat menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup
kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi,
menilai dan merealisasi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.
Pengertian Menyimak
Menyimak adalah mendengar
secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra
Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18). Menyimak dapat didefinisikan
suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan
simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
Berikut
ini terdapat beberapa pengertian menyimak yang dikemukakan oleh para ahli.
1. Menurut H. G. Tarigan
Menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap
isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2. Menurut Anderson
Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta
menginterpretasikan lambang- lambang lisan.
3. Menurut Russel&Russel 1959
Menyimak bermakna mendengarkan
dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.
4. Menurut Drs. Hanapi Natasasmita
Menyimak adalah mendengar secara
khusus dan terpusat pada objek yang disimak.
5. Menurut Djago Tarigan
Menyimak dapat didefinisikan
sebagai suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dari bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam
bahan simakan.
6.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Menyimak (Mendengar,memperhatikan) mempunyai makna dapat
menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka alat
pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita
mendengar suara itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa
perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga
itu mungkin menarik perhatian, mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak
merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran.
Fungsi Menyimak
·
Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif,
·
Memperoleh
informasi yang ada hubungan atau sangkut pautnya dengan pekerjaan atau profesi,
·
Dapat memberikan respon yang tepat,
·
Mengumpulkan
data agar dapat membuat keputusan-keputusan yang masuk akal.
Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi sebab
didalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Proses
komunikasi itu dapat digambarkan pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat
lain. Dalam proses komunikasi terjadi pemindahan pesan dari komunikator
(pembicara) kepada komunikan (pendengar). Komunikator adalah seseorang yang
memiliki pesan. Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu
diubah ke dalam simbel yang dipahami oleh kedua belah pihak. Simbel tersebut
memerlukan saluran agar dapat dipindahkan kepada komunikan.
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide,
pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan
sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. (Depdikbud,
19843/1985:7). Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan oleh para pakar.
Tarigan (1983:15), misalnya, mengemukakan berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan
serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Dalam
pembelajaran bericara in, supaya dapat dikuasai dengan baik, maka beberapa cara
untuk mempraktikkannya yaitu dengan:
a. Bercerita
Bercerita dapat diartikan menuturkan sesuatu hal misalnya terjadinya
sesuatu, perbuatan, dan kejadian baik yang sesungguhnya maupun yang rekaan.
b.
Berdialog
Dialog atau percakapan adalah
pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topik antara dua atau lebih
pembicara . Dalam setiap dialog atau percakapan ada dua kegiatan berbahasa yang
dilaksanakan secara simultan yakni berbicara dan menyimak. Pertukaran pembicara
menjadi penyimak atau dari penyimak menjadi pembicara berlangsung secara wajar,
sistematis, dan otomatis.
Dialog atau percakapan yang
pesertanya dua orang dapat berwujud dalam berbagai nama, misalnya, bertelepon,
bercakap-cakap, tanya-jawab, dan wawancara. Sedang percakapan yang pesertanya
lebih dari dua orang dapat berwujud diskusi kelompok kecil. Diskusi panel,
kolokium, simposium, dan debat.
Dialog atau percakapan ini akan
berjalan baik, lancar, dan mengasyikkan manakala partisipan saling
memperhatikan. Sikap take and give,
serta saling pengertian perlu dikembangkan. Pokok pembicaraan berkisar pada
persoalan yang relevan dengan kepentingan bersama. Ucapan yang menyinggung
perasaan serta perilaku menonjolkan diri harus dihindari. Santun dialog perlu
dipelihara, dengan menghindari sikap mendikte, ekspresi kekesalan atau
kejengkelan, sikap dipelihara, dengan menghindari sikap mendikte, ekspresi
kekesalan atau kejengkelan, sikap merendahkan diri yang berlebih-lebihan, dan
sikap merasa lebih dari yang lain.
Dalam pengajaran bahasa di sekolah, terutama di
sekolah dasar dialog perlu diberikan agar mereka dapat bergaul di tengah
masyarakat. Dalam buku pelajaran dikemukakan beberapa contoh percakapan agar
dapat dipraktikkan secara berpasangan seperti (1) melakukan percakapan
sederhana tentang pengalaman atau kegiatan sehari-hari; (2) melakukan
percakapan tentang peristiwa yang terjadi di lingkungannnya; (3) membaca teks
percakapan (dialog) tentang suatu kegiatan dan memerankan di depan kelas; (4)
melakukan percakapan berdasarkan gambar/benda-benda di sekitar, bacaan, atau
cerita guru.
c. Pidato atau ceramah
Pidato adalah penyampaian uraian
secara lisan tentang suatu hal di hadapan massa.
d. Berdiskusi
Diskusi atau bertukar pikiran
merupakan salah satu bentuk berbicara dalam kelompok yang banyak digunakan
dalam masyarakat.
Macam-macam diskusi:
·
Diskusi
Panel
Diskusi panel pada prinsipnya melibatkan beberapa
panelis yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu dan bersepakat
mengutarakan pendapat dan pandangannya mengenai suatu masalah untuk kepentingan
pendengar, panel ini dipimpin oleh seorang moderator.
·
Seminar
Seminar
merupakan suatu pertemuan untuk membahas suatu masalah dengan prasaran &
tanggapan melalui diskusi untuk mendapatkan keputusan bersama mengenai masalah
tersebut. Masalah yang dibahas bersifat terbatas dan tertentu. Tujuan utama
adalah untuk mendapatkan jalan keluar atau pemecahan masalah. Oleh karena itu,
seminar harus diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan yang
berbentuk usulan, saran, resolusi, atau rekomendasi.
·
Lokakarya
Istilah
lain lokakarya adalah workshop. Topik
bahasannya diambil dari bidang tertentu dan dikaji secara mendalam. Peserta
biasanya orang yang bergerak dalam lingkungan kerja yang sejenis atau
seprofesi.
Tujuan
diadakan lokakarya adalah untuk:
1) mengevaluasi suatu proyek yang sudah dilaksanakan,
2) mengadakan pembaharuan sesuai dengan kebutuhan & tuntutan, dan
3)
bertukar pengalaman dengan tujuan lebih meningkatkn kemampuan kerja masyarakat.
·
Simposium
Simposium hampir sama dengan panel, tetapi lebih
bersifat formal. Pemrasaran harus menyampaikan makalah mengenai suatu masalah
yang disorot dari sudut keahlian masing-masing. Peranan moderator di sini tidak
seaktif dalam diskusi panel, sebaliknya para pendengar/pesertalah yang lebih
aktif berpartisipasi. Masalah yang dibahas mempunyai ruang lingkup yang luas,
sehingga perlu ditinjau dari berbagai sudut/aspek ilmu untuk mendapatkan
perbandingan. Pada simposium diadakan sanggahan umum terhadap suatu prasaran
dan sanggahan itu disusun secara tertulis. Para peserta dapat mengemukakan
pendapatnya secara langsung kepada pemrasaran melalui moderator. Dalam
simposium tidak diambil suatu keputusan, tetapi hanya untuk membandingkan suatu
masalah.
·
Brainstorming
Brainstorming
ialah kegiatan sekelompok orang yang mengemukakan gagasan baru
sebanyak-banyaknya. Brainstorming dapat
digunakan untuk mendiskusikan segala masalah.
Brainstorming
dilaksanakan apabila kita ingin:
§
menentukan informasi macam apa yang
diperlukan dan bagaimana mendapat informasi tersebut,
§
menentukan kriteria yang tepat untuk
menguji tepat tidaknya sebuah gagasan,
§
menentukan gagasan mana yang mungkin
dilakukan, dan
§
menentukan pelaksanaan keputusan.
B.
Tujuan Utama Pembelajaran Menyimak dan Berbicara
Tujuan Menyimak Secara umum
·
Mendapatkan Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui
menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio,
televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam
keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas
dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan
mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh
melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau
mengadakan eksperimen.
·
Menganalisis Fakta
Fakta atau informasi yang telah
terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antar unsur
fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan
pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam
bidang yang relevan.
·
Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses
menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam
situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain
:
§
Benarkah fakta yang diajukan?
§
Relevankah fakta yang diajukan?
§
Akuratkah fakta yang disampaikan?
Apabila fakta yang disampaikan
pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka
fakta itu dapat diterima.
·
Mendapatkan Inspirasi
Adakalanya orang menghadiri suatu
konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau
mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk
tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan
fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat,
atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini
sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan
orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang
disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman
dsb.
·
Menghibur Diri
Sejumlah penyimak datang menghadiri
pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri.
Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu
penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka
menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu,
misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak,
menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
·
Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk
meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan
seseorang pembicara pada segi:
1.
cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
2.
cara penyampaian bahan pembicaraan
3.
cara memikat perhatian pendengar
4.
cara mengarahkan perhatian pendengar
5.
cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat
peraga dsb.
6.
cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan
kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk
tujuan peningkatan kemampuan berbicara.
Tujuan Berbicara secara Umum
Tujuan dari belajar berbicara
adalah menyampaikan buah pikiran, gagasan dan ide dengan bahasa yang dapat
dipahami orang lain dengan tingkat kebahasaan sesuai dengan karakter umur dan
kelompok kelas siswa bersangkutan. Dengan berbicara maka segala unek-unek,
gagasan, ide dan pendapat akan tersampaikan.
·
Kemudahan
dalam berbicara, peserta didik mendapatkan kesempatan yang besar untuk berlatih
berbicara sampai mereka mengembangkan keterampilan secara wajar, lancar dan
menyenangkan, baik di dalam kelompok maupun di tengah-tengah pendengar yang
jumlahnya banyak.
·
Kejelasan,
peserta didik berbicara dengan jelas dan tepat, baik artikulasi maupun diksi
kalimat-kalimatnya.
·
Bertanggung
jawab, dilatih untuk berbicara dengan bagus untuk tanggung jawab agar berbicara
secara tepat, dan dipikirkan dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi
topic pembicaraan, tujuan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi
pembicaraan serta momentumnya.
·
Membentuk
pendengaran yang kritis,
·
Membentuk
kebiasaan, kebiasaan berbicara tidak akan didapatkan tanpa kebiasaan berinteraksi
dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam bahasa ibu.
C.
Strategi Pembelajaran
Menyimak dan Berbicara
Strategi merupakan usaha
untuk memperoleh kesuksesan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan
strategi dapat diartikan sebagai a plan,
method, or series of activities designed to achieves a particular educational
goal (J. R. David, 1976). Strategi pemebelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
1. Strategi Pembelajaran
Keterampilan Menyimak
Keterampilan
menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif
(menerima).
Beberapa
ahli mendefinisikan mendengarkan dan menyimak sebagai sesuatu proses bahasa
yang dimaknai ke dalam pikiran. Maka, mendengarkan atau menyimak bahasa adalah
suatu jenis mendengarkan dan menyimak yang pada umumnya biasa dikerjakan oleh
peserta didik di dalam kelas belajar,
yang meminta upaya kesadaran mental. Berikut duabelas tahapan kegiatan
menyimak:
o
Mendengarkan,
o
Mengenangkan,
o
Memperhatikan,
o
Membentuk
imajinasi,
o
Mancari
simapanan masa lalu dalam gagasan,
o
Membandingkan,
o
Menguji
isyarat-isyarat,
o
Mengodekan
kembali,
o
Mendapatkan
makna,
o
Memasukkan
ke dalam pikiran di saat-saat mendengarkan atau menyimak,
o
Menginterpretasikan
sesuatu yang disimak, dan
o
Menirukan
dalam pikiran.
Langkah atau tahapan 1 dan 2 diidentifikasikannya sebagai
aktivitas psikologi, langkah 3 sampai 8 sebagai aktivitas memperhatikan dan
konsentrasi, langkah 9 sampai 10 sebagai aktivitas intelektual yang sangat
tinggi.
2. Strategi Pembelajaran
Keterampilan Berbicara
Keterampilan
berbicar mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari pembicara dalam membentuk
sebuah kalimat. Sebuah kalimat, betapapun kecilnya, memiliki struktur dasar
yang saling bertemali sehingga mampu menyajikan sebuah makna. Dalam konteks
komunikasi, pembicara berlaku sebagai pengirim (sender), sedangkan penerima
(receiver) adalah penerima warta (message). Warta terbentuk oleh informasi yang
disampaikan sender, dan message merupakan objek dari komunikasi. Feedback
muncul setelah warta diterima, dan merupakan reaksi dari penerima pesan.
3. Metode
Beberapa
istilah yang hamper sama dengan strategi yaitu metode, pendekatan, teknik atau
taktik dalam pembelajaran. Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
tercapai secara optimal. Metode ini digunakan untuk merealisasikan strategi
yang telah ditetapkan. Strategi menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk
mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan
berbagai metode, yaitu:
1) Metode Ceramah, penuturan
bahan pelajaran secara lisan.
2) Metode Demonstrasi, metode
yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha
sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar, dan merupakan metode penyajian
pelajaran dengan memepragakan dan memeprtunjukkan kepada peserta didik tentang
suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
tiruan.
3) Metode diskusi, suatu cara
penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat dan informasi
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.
4) Metode Tanya jawab, suatu ara
penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan yang dijawab oleh
siswa.
5) Metode penugasan, suatu cara
pemberian kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk
langsung yang telah dipersiapkan guru.
6) Dan masih banyak lagi
metode-metode yang lain seperti metode eksperimen, widyawisata, bermain peran,
pameran, permainan, latihan, cerita dan simulasi.
D.
Hasil Observasi
Dari hasil observasi yang
kami lakukan di MI Darul Ikhwan NW Kembang Sari Selong di kelas 1, terkait
dengan keterampilan berbahasa khususnya pada aspek menyimak dan berbicara,
dalam hal ini di metode yang digunakan untuk melaksanakan strategi dalam
menyimak dan berbicara adalah sebagai berikut:
1) Tanya jawab, dimana pada saat
itu pendidik memberikan pertanyaan tentang huruf vocal dan apa saja nama-nama
benda, orang atau hewan yang berawalan huruf-huruf vocal tersebut.
2) Demonstrasi, pada saat itu
pendidik memberikan pembelajran dengan memperagakan suatu pekerjaan, yaitu
mengambil pensil
3) Penugasan, memberikan tugasa
pada siswa untuk mecatat kalimat-kalimat sederhana yang ada di papan tulis, dan
kemudian diperiksa oleh pendidik dan pendidik langsung membimbimg siswa satu
persatu kekurangan dalam penulisan peserta didik.
4) Ceramah, dari hasil wawancara
guru pada saat itu mengatakan menggunakan metode ceramah, akan tetapi pada saat
pembelajaran kami tidak pernah menemukan metode ceramah, kebanyakan menggunakan
demonstrasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menyimak dan berbicara merupakan ragam
komunkasi lisan. Dalam praktik komunikasi, keduanya muncul secara bersamaan.
Ada yang berperan sebagai pembicara dan ada yang berperan sebagai penyimak dan
ada juga yng bisa berperan ganda sekalipun. Menyimak adalah suatu aktivitas
yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik,
dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. Sedangkan
berbicara adalah beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran,
melisankan sesuatu yang dimaksudkan.
Dalam keterampilan berbahasa khususnya pada
aspek menyimak dan berbicara perlu metode yang digunakan untuk bisa
terlaksananya rencana pembelajaran yang telah dibuat dalam suatu strategi,
misalnya metode ceramah, Tanya jawab, penugasan, latihan, dan lain-lain. Maka,
dengan metode tersebut guru atau pendidik akan mudah dalam proses pembelajaran
akan tetapi dalam menggunkan metode harus sesuai dengan tujuan dan materi yang
telah ditetapkan pada satuan-satuan kegiatan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandarwassid
dan Sunendar, Dadang. 2011. Strategi
Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dharma, Surya.
2008. Handout Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Direktur Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK.
Aqib, Zainal.
2003. Propesionalisme Guru dalam
Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia.
Tarigan,
Djago. 2005. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Universitas Terbuka.
Santosa, Puji,
dkk. 2010. Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.